Jumat, 04 Desember 2009

Keperibadian dan Sikap Keberagamaan

Pengertian dan Teori Kepribadian
Istilah-istilah yang dikenal dalam kepribadian:
Metally, Personaliy, individuality, indentity, selanjutnya berdasarkan pengertian tersebut para ahli mengemukakan definisinya yaitu: “Allport :“dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang induvidu terhadap perangsang sosial dan kualitas penyesuaian diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.””. , sementara “Woodworth” ;”Kwalitas dari seluruh tingkah laku seseorang”. “Mark A May “Kepribadian adalah perangsang sosial seseorang”. Selanjutnya dari sudut pandang filsafat “William stern adalah suatu kesatuan banyak (unita multi complex) yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu dan mengandung sifat-sitat khusus induvidu, yang bebas menentukan dirinya sendiri”, sementara Prof. Kohnstamm sangat menentang pendapat W Stern yang meniadakan kesadaran akan tuhan dalam pribadi terutama pada Tuhan, maka menurut Prof Kohnstamm “ Tuhan merupakan pribadi yang mengusai alam semesta, dengan kata lain kepribadian sama artinya dengan teistis(keyakinan/keagamaan), maka orang yang berkepribadian adalah orang yang menyakini akan adanya Tuhan.”
Tipe-tipe kepribadian
Aspek Biologis yaitu didasarkan pada konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh yang menggunakan teori ini adalah Hippocrates dan gelenus “Tipe Choleris, Melancholic, Plegmatis, Sanguinis”. Sementara Sheldom membagi tipe berdasarkan dominasi yang berada dalam tubuh seseorang yaitu ektomorp;berbadan kurus, Mesomorp; berbadan sedang, Endomorph; gemuk dan bulat. Dari Aspek sosiologis maka Edward Spranger membagi menjadi enam yaitu:1 tipe teoritis, 2 ekonomis, 3 estetis, 4 sosial, 5 politis, 6 reliegius.
Hubungan kepribadian dan sikap keagamaan
Sukamto M.M kepribadian terdiri dari emapat sistem yaitu QALB; sesuatu yang berbolak balik, bisa diartikan sebagai daging /biologi atau kehatian / nafsiologis. Nabi Muhammad saw “ ketahuilah bahwa didalam tubuh ada sekepal daging, kalau itu baik baiklah seluruh tubuh, kalau itu rudak, rusaklah seluruh tubuh, itulah QALBU”:hadist Bukhari Muslim, FUAD: yaitu perasaan terdalam dalam hati dan sering disebut hati nurani (QS. AL QASHASH:10, AL-FURQON:32, AL-NAJM:11), EGO;Adalah derivat dari qalbu dan bukan untuk merintanginya, yang berpegang pada prinsip reality dan principle, TINGKAH LAKU. Jadi berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepribadian seseorang sangat mempengaruhi sikap keagamaan setiap induvidu, dalam arti bahwa mereka yang hidup di lingkungan keluarga yang taat dan selalu berhubungan dengan benda-benda/ symbol-simbol agama serta menjalin hubungan yang positif terhadap orang – orang yang taat dalam menjalankan agama, maka akan dapat mempengaruhi karakter/sifat kepribadian seseorang, sebaliknya mereka yang asing dengan lingkungan seperti itu tentunya akan sulit mengenal nilai-nilai moralitas yang tentunya banyak terkandung dalam ilmu-ilmu keagamaan, dalam tingkat lebih jauh bisa saja mereka tidak peka terhadap hal-hal keagamaan, mulai dari cara berfikir, pemahaman, sikap menghargai, bahkan dimungkinkan ketiadaan pengenalan terhadap symbol-simbol agama seperti hari-hari besar perayaan agama, upacara, aktualisasi agama (sholat), rumah ibadah(masjid), cara berpakaian dst…
Dalam konteks ini terlihat bagaimana pentingnya pendidikan agama sejak dini, bahkan jika perlu dalam kandungan sekalipun, jadi ini dilakukan guna membentuk karekter yang positif terhadap anak, tentunya dengan tidak melupakan usia, maksudnya cara penyampaian yang persuasive dan komunikatif sesuai dengan tipe2 anak/ induvidu. Aqidah adalah pondasi utama dalam pembentukan karakter setiap induvidu. Ini sangat berpengaruh, karna nilai-nilai agama yang sudah tertanam sejak dini akan memperkuat cara berfikir, bertingkah laku, berbicara hingga membentuk kepribadian yang positif, yaitu kepribadian yang satusisi ia taat pada Penciptanya, dan satu sisi ia mengaplikasikannya dalam kehidupan sosialnya dengan melakukan apa yang diperintah Tuhannya dan tidak melakukan apa yang dilarang Tuhannya, dalam hal ini Islam telah mengatur dan tertuang di Al Qur’an dan Sunnah. Jadi Kenyakinan terhadan dien/agama yang kuat akan mempengaruhi banyak hal yang menyangkut karakter seseorang hingga akhirnya membentuk kepribadian yang positif dan proaktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar